AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK
"Memastikan akses pada air bersih dan sanitasi untuk semua"
Kelangkaan air berdampak pada lebih dari 40 persen orang di seluruh dunia, ini adalah angka yang mengkhawatirkan dan diduga akan terus bertambah seiring dengan naiknya suhu global sebagai konsekuensi dari perubahan iklim. Meskipun 2,1 miliar orang telah mendapatkan akses pada sanitasi air yang lebih baik sejak 1990, berkurangnya pasokan air yang aman dikonsumsi adalah masalah besar yang mempengaruhi seluruh bagian dunia.
Pada 2011, 41 negara mengalami krisis air, 10 di antaranya nyaris kehabisan pasokan air tawar yang bisa diperbarui dan kini harus bergantung pada sumber-sumber non-konvensional. Musim kemarau yang semakin panjang dan bertambahnya lahan yang berubah menjadi gurun telah memperburuk kondisi ini. Pada 2050, diperkirakan bahwa setidaknya satu di antara empat orang kemungkinan besar akan terdampak oleh kekurangan air yang berulang.
Memastikan adanya akses universal pada sumber air yang aman dan terjangkau pada 2030 membutuhkan langkah kita untuk berinvestasi pada infrastruktur yang memadai, menyediakan fasilitas sanitasi, dan mendorong usaha kesehatan dan kebersihan pada setiap level. Melindungi dan memperbaiki ekosistem yang berhubungan dengan air seperti hutan, gunung, rawa dan sungai, menjadi sangat penting jika kita ingin mengurangi kelangkaan air. Kerja sama internasional juga dibutuhkan untuk mendorong efisiensi penggunaan air dan mendukung teknologi perawatan air di negara-negara berkembang.
Detail SDGs
No | Indikator | Satuan | 2019 | 2020 | 2021 |
---|---|---|---|---|---|
1 | Tingkat pelaksanaan pengelolaan sumber daya air secara terpadu (0-100) | - | |||
2 | Proporsi pengambilan air baku bersumber dari air tanah terhadap ketersediaanya | - | |||
3 | Proporsi pengambilan air baku bersumber dari air permukaan terhadap ketersediaannya | - | |||
4 | Tingkat water stress: proporsi pengambilan (withdrawal) air tawar terhadap ketersediannya | - | |||
5 | Pengendalian dan penegakan hukum bagi penggunaan air tanah | 1 | 22 | 36 | 38 |
6 | Perubahan efisiensi penggunaan air dari waktu ke waktu | - | |||
7 | Kualitas air tanah sebagai air baku | - | |||
8 | Kualitas air permukaan sebagai air baku | - | |||
9 | Proporsi badan air dengan kualitas air ambien yang baik | - | |||
10 | Proporsi rumah tangga yang terlayani sistem pengelolaan lumpur tinja | - | |||
11 | Jumlah Kabupaten/kota yang ditingkatkan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan dilakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) | - | |||
12 | Proporsi limbah cair rumah tangga dan industri cair yang diolah secara aman | - | |||
13 | Jumlah desa/kelurahan yang Open Defecation Free (ODF)/ Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) | Desa | 153 | 189 | 200 |
14 | Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) | Desa | 230 | 249 | 249 |
15 | Persentase rumah tinggal bersanitasi | % | 92.22 | 98 | 98.15 |
16 | Kapasitas Prasarana air baku | lt/dt | 725 | 775 | |
17 | Persentase rumah tangga yang mengakses air minum layak | % | 73.98 | 85.64 | 82.98 |